Seorang atlit
muslim terutama seperti yang terjadi pada Piala Dunia ini harus bertarung
melawan hawa nafsu dan juga memperjuangkan negaranya di waktu yang bersamaan,
lalu bagaimana hukum berpuasa bagi mereka?
Bapak M.
Quraish Shihab pernah mengatakan “jika anda sangat membutuhkan pekerjaan itu,
dan anda sangat merasa letih bila berpuasa sambil bekerja, anda tidak wajib
berpuasa. Tetapi anda wajib membayar fidyah sekitar setengah liter beras setiap
hari selama anda tidak berpuasa.”
MUI-nya
Jerman juga memperbolehkan pemain sepak bola internasional untuk tidak berpuasa
pada hari dimana dia harus bertanding atau berlatih dengan keras, tetapi tetap
harus menggantinya dengan membayar fidyah.
Beberapa
atlit juga banyak yang tetap menjalankan puasa dan mereka tetap merasa fit
seperti yang dikatakan FIFA di situsnya.
Jadi, bagi
para pekerja berat adalah mengganti puasa yang dia tinggalkan dengan mengqada’
atau membayar fidyah seperti yang disebutkan diatas
Tapi semuanya
kembali lagi kepada individu yang menjalankannya, Kalo memang dia merasa mampu
dia bisa tetap menjalankannya, sedang kalo dia benar-benar tidak mampu
menjalankannya banyak solusi lain dengan mengqada’ atau membayar fidyah.
Sungguh Islam tidak pernah memberatkan umatnya.
Wallahuallam
bissawwaf
"Seorang pelajar berumur 16 tahun yang lahir pada tanggal 17 agustus 1997 dan sekarang duduk di tingkat SMA, Fans dari AS Roma sejak 2006."
0 comments :
Post a Comment